Japan
- Back to Home »
- Jepang »
- Sumo
Posted by : Unknown
Jumat, 07 Februari 2014
Sumo adalah olahraga asli Jepang dan sudah dipertandingkan
sejak berabad-abad yang lalu. Di beberapa negara tetangga Jepang seperti
Mongolia dan Korea juga terdapat olahraga gulat tradisional yang mirip-mirip
dengan sumo.
Sumo memiliki berbagai upacara dan tradisi unik seperti
menyebarkan garam sepanjang pertandingan untuk mengusir bala.
Penentuan
pemenang
Pemenang pertandingan ditentukan berdasarkan dua peraturan
sederhana:
1. Pegulat yang lebih dulu menyentuh tanah dengan bagian badan
selain telapak kaki adalah pegulat yang kalah.
2. Pegulat yang lebih dulu menginjak tanah di luar lingkaran
adalah pegulat yang kalah.
Pada kesempatan yang jarang terjadi, pegulat yang kebetulan
menyentuh tanah lebih dulu ada kemungkinkan dimenangkan oleh wasit dengan
syarat kedua pegulat menyentuh tanah pada sekitar saat yang bersamaan dan
pegulat yang baru menyentuh tanah kemudian dianggap tidak ada harapan untuk
memenangkan pertandingan dari pegulat lawan yang lebih kuat. Pegulat yang kalah
dalam kesempatan ini disebut shinitai (orang mati).
Selain itu, ada beberapa peraturan lagi yang bisa dipakai
untuk menentukan pemenang. Pegulat yang menggunakan teknik yang tidak sah
(kinjite) secara otomatis dinyatakan kalah. Pegulat dengan mawashi (sabuk yang
juga berfungsi sebagai celana) yang lepas sewaktu bertanding juga dinyatakan
kalah. Pegulat yang tidak muncul sewaktu tiba gilirannya untuk bertanding juga
dinyatakan kalah secara fusenpai. Setelah salah seorang pegulat dinyatakan
sebagai pemenang, juri (gyoji) yang berada di luar ring mengumumkan kimarite
(teknik yang digunakan oleh pegulat yang menang).
Pertandingan sumo selalu didahului oleh ritual yang panjang,
walaupun pertandingannya sendiri sering hanya berlangsung beberapa detik.
Pegulat yang kalah kuat bisa cepat sekali terdorong keluar dari lingkaran atau
terjatuh, sedangkan pertandingan yang seimbang bisa berlangsung sampai beberapa
menit. Pegulat sumo yang mempunyai lingkar perut besar dan tubuh yang gemuk
mempunyai kemungkinan besar untuk menang, walaupun kadang-kadang pegulat yang
lebih kecil tapi memiliki teknik luar biasa bisa mengalahkan pegulat yang lebih
gemuk.
Pertandingan sumo berlangsung di atas ring bernama dohyō (土俵)
yang dibuat dari campuran tanah liat yang dikeraskan dengan pasir yang
disebarkan di atasnya. Dohyō dibongkar setelah pertandingan selesai dan dohyō
yang baru harus selalu dibangun untuk setiap turnamen. Pembangunan dohyō untuk
keperluan turnamen atau latihan menjadi tanggung jawab penyelenggara
(yobidashi).
Lingkaran tempat pertandingan berlangsung mempunyai diameter
4,55 meter dan dikelilingi oleh karung beras yang disebut tawara (俵).
Ukuran karung beras sekitar 1/3 ukuran karung beras standar yang sebagian
dipendam di dalam tanah liat yang membentuk gundukan dohyō. Sedikit di luar
lingkaran diletakkan empat buah tawara yang di zaman dulu dimaksudkan untuk
menyerap air hujan sewaktu turnamen sumo masih diselenggarakan di tempat
terbuka.
Di tengah-tengah lingkaran terdapat dua garis putih yang
disebut shikiri-sen (仕切り線). Kedua pegulat (rikishi) yang bertarung harus berada
di belakang garis shikiri-sen sebelum pertandingan dimulai.
Bagian luar sekeliling lingkaran disebut janome yang
dilapisi pasir halus untuk membentuk permukaan yang mulus. Pegulat yang
terdorong ke luar lingkaran atau terjatuh pasti menimbulkan tanda pada
permukaan janome akibat terkena injakan kaki atau anggota tubuh yang lain.
Yobidashi harus memastikan permukaan janome berada dalam keadaan mulus sebelum
pertandingan yang lain dimulai.